Minggu, 24 April 2016

Jokowi Telah Menunjukkan Keberaniaannya, Tapi Lagi-lagi SBY Tak Mau Kalah

Entah mengapa selalu saja memperbandingkan dua presiden ini, jokowi yang tengah memerentah dan SBY yang telah berakhir. tapi bagaimana kita/publik tidak membandingkan mereka kalau elit partai demokrat selalu berupaya untuk memuja muja SBY sebagai tokoh utamanya. sebagaimana yang ditulis di kompas.com senin 25 april 2016 dengan judl "Demokrat: rasanya semua orang ingin bertemu SBY".
"Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto menyambut baik rencana Fahri Hamzah untuk bertemu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.Agus menilai, keinginan itu wajar karena SBY adalah sosok negarawan yang ingin ditemui oleh semua orang."Rasanya semua orang pengen bertemu Pak SBY, selama itu menjadi tujuan yang baik, silaturahim, dan itu hal biasa pasti diterima Pak SBY," kata Agus di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/4/2016).
semoga saja statemen agus hermanto ini bukan upaya untuk membandingkan kepemimpinan sekarang dengan era SBY, namun hanya sekedar upaya narsis dari orang dalam SBY yang mengganggap kepemimpinan SBY adalah kepemimpinan yang luar biasa tak ada tandingannya, sebagaimana statemen agus hermanto beberapa hari sejak jokowi dilantik sebgaia presiden, kala itu Agus menyatakan tak mungkin membandingkan Jokowi dan SBY karen level SBY jauh diatas Jokowi.
pekan pekan ini kita kembali harus membandingkan dua pemimpin ini dalam diplomasi internasional. seperti kunjungan Presiden Jokowi ke Belanda tanggal 22 pril 2016 dan kenjungan kerja SBY ke Belanda oktober 2010 lalu yang tiba tiba dibatalkan akibat ancaman dari RMS untuk menyerat SBy ke pengadilan setibanya di belanda.
tentu kita masih ingat bagaimana rencana kunjungan kerja presiden SBY ke belanda tanggal 5 oktober 2010 lalu yang secara mendadak dibatalkan akibat permintaan orang orang RMS di balanda untuk segera mengadili Presiden SBY setibanya di belanda. sebagaimana dikutip republika online :" Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, pembatalan kunjungan kerja ke Belanda disebabkan oleh perkembangan situasi di Belanda. Dalam beberapa hari terakhir, kata Presiden SBY, ada pergerakan di Den Haag tentang pengajuan ke pengadilan untuk mempersoalkan masalah hak asasi manusia di Indonesia.Menurut Presiden SBY, pihak yang mengajukan ke pengadilan itu meminta pengadilan untuk menangkap Presiden Indonesia pada saat berkunjung ke Belanda. "Yang menuntut ada warga negara Belanda, tapi juga ada organisasi, termasuk yang menamakan dirinya RMS," kata PresidenSBY dalam konferensi pers di ruangan VIP Bandara Halim Perdanakusumah, Selasa (5/10).Presiden SBY tidak menyebut kepanjangan dari singkatan RMS yang disampaikannya. Namun, RMS selalu diasosiasikan sebagai Republik Maluku Selatan yang memang memiliki basis massa dan simpatisan di Belanda. Presiden mengatakan, unjuk rasa kepada presiden yang mengunjungi satu negera itu hal biasa, tapi tidak bisa diterima ketika kunjungan ada putusan pengadilan yang memerintahkan penangkapan".
pada tanggal 22 april 2016 Lalu presiden Jokowi mengunjungi belanda dan satu statemennya yang sedikit mengejutkan, yaitu harapannya untuk kedepan minimal 3 tahun sekali setiap presiden RI mengunjungi belanda, serta kerisauannya karena selama 10 tahun terakhir tak pernah ada presiden RI yang mengunjugi belanda. ingat 16 tahun itu termasuk didalamnya 10 tahun pemerintahan SBY. lalu kemenlu RI pun mengeluarkan release bahwa presiden terakhir sebelum jokowi yang mengunjungi belanda adalah Presiden abdurrahman Wahid.
publik makin bertanya mengapa tahun 2010 lalu saat rencana ku jungan presiden SBY ke belanda ada upaya RMS untuk mengadilinya, lalu saat presiden Jokowi mengunjungi belanda tak ada manuver itu? atau seandainya saat rencana kunjungan Jokowi awal pekan lalu ada info tentang renca RMS tersebut apakah Jokowi akan membatalkan kunjungannya, dengan mengikuti jejak SBY ataukah jokowi tak memedulikannya?
nampaknya disinilah keberanian Jokowi terlihat, ia tak peduli dengan isu RMS kalaupun ada itu dianggap sebagai riak riak kecil dalam perjalanan diplomasi ekonominya ke eropa. ia akan tetap kebelanda sekalipun ada ancaman untuk mengadilinya dari separatis RMS, berbeda dengan SBy yang mengutamakan harga dirinya sebagaimana diuraikan republika online: "bagi Indonesia, ujarnya, hal itu berkaitan dengan harga diri. "Kalau sampai seperti itu, digelar pengadilan pada saat saya berkunjung ke sana, itu menyangkut harga diri kita sebagai bangsa, menyangkut kehormatan kita sebagai bangsa," kata Presiden SBY. Terkait pembatalan kunjungan itu, Presiden SBY akan mengirim surat kepada PM Belanda.